Beranda > Mewarnai Kehidupan Kita

 

.

Ada pepatah kuno yang mengatakan bahwa jika murid telah siap, maka Sang Guru akan muncul. Pada kejadian yang sangat langka ini, kita memiliki kesempatan untuk mendapatkan bimbingan dan ajaran langsung dari satu jiwa yang tercerahkan yang dapat membimbing kita di sepanjang perjalanan menuju kesadaran diri. Orang tersebut dapat memberikan contoh nyata atas penguasaan diri dan dia akan membimbing serta menolong kita baik dari luar maupun dari dalam ketika kita mulai melakukan perjalanan spiritual yang biasanya sulit ditempuh dalam mencapai pembebasan dan pencerahan spiritual. Melalui inisiasi ritual masa lampau, jiwa yang telah tercerahkan ini dapat menyadarkan kita akan “Guru Tertinggi” yang merupakan sifat dasar dan hak asasi setiap manusia di Bumi. Maha Guru Ching Hai adalah satu dari orang suci yang hidup yang sangat jarang dijumpai. Beliau akan berbagi kesadaran diri-Nya secara gratis dan tanpa ikatan apapun kepada mereka yang tulus dalam mencari pembebasan dan kebebasan spiritual.

Tujuan Hidup Manusia Adalah untuk Mengenal Tuhan

Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai
Brisbane, Australia, 22 Maret 1993
(Asal dalam bahasa Inggris)

T: Bagaimana kita dapat mengetahui tujuan kita dan yakin akan tujuan hidup kita? Banyak orang yang bertanya, apakah kita dapat menolong mereka untuk mengetahui tujuan hidup mereka? Pekerjaan apa yang harus kita lakukan di sini secara pribadi?

G: Saya pernah mengatakan entah di mana bahwa kedatangan kita ke sini adalah untuk memberkati dunia dan untuk mengetahui keagungan kita. Jika kita mengetahui keagungan kita, maka kita akan menyatu dengan kekuatan kosmik seluruh alam semesta. Dan siapapun yang berhubungan dengan kita juga akan mendapatkan berkah dari kekuasaan kosmik yang universal ini. Bumi akan menjadi lebih berkembang jika ada lebih banyak orang yang berlatih seperti kita dan memberkati dunia dengan diam-diam, dengan jasa serta kebijaksanaan rohani kita. Itulah tujuan kita. Kalau tidak, apa lagi? Apakah kita di sini hanya untuk makan dua atau tiga kali sehari, melahirkan anak, lalu kaput? Itu bukanlah tujuan yang sebenarnya! Tidak logis jika Tuhan yang dengan susah payah menciptakan kita, dan menaruh kita di sini selama beberapa dasawarsa lalu hanya membiarkan kita meninggal dalam penderitaan yang kadang disebabkan oleh kanker, siksaan, bencana, gempa bumi, dan semacamnya. Ini tidak logis.

Oleh karena itu, tujuan hidup manusia adalah untuk mengenal Tuhan. Mengenal Tuhan berarti mengenal keagungan diri kita sendiri, mengenal seluruh kekuatan kosmik yang merupakan bagian dalam diri kita sendiri. Jadi jika kita mengatakan sebagian, maka itu juga berarti keseluruhan, Anda mengerti. Misalkan, jika jari-jari saya disilet, walaupun itu hanyalah satu jari, tetapi jari itu melekat dengan tubuh saya, dan merupakan salah satu bagian dalam tubuh saya, milik saya. Meskipun itu hanya bagian dari tubuh saya, tetapi jari itu satu dengan tubuh saya, dan bagian yang utuh dari tubuh saya. Oleh karena itu, kita adalah bagian dari kekuatan kosmik, tetapi kita juga utuh jika kita terhubungkan kembali. Celah kecil di antaranya kemudian disambung kembali pada saat inisiasi. Kita pergi ke dalam batin, kita masuk ke dalam batin, kita mencoloknya, maka kita bersatu dengan seluruh alam semesta. Oleh karena itu, kita memberkati siapa saja yang datang, tanpa menggunakan tangan atau melakukan apapun kepada mereka. Siapa saja orang yang kita kasihi atau mempunyai pertalian darah, maka mereka juga diselamatkan atau diberkati dalam bentuk yang lain. Tergantung pada karma dan kasih kita kepada mereka.

 .

Mengapa Kita Berada di Sini?

Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai
Auckland, Selandia Baru, 27 April 2000

Kitab suci Agama Buddha mengatakan bahwa kalian adalah Buddha dan Sifat Kebuddhaan berada di dalam diri kita. Injil juga mengatakan bahwa Tuhan bersemayam di dalam kuil ini. Jadi, siapa lagi yang ada di dalam sana, selain Tuhan? Jika kita adalah kuil dan Tuhan adalah satu-satunya yang tinggal di sana, maka siapakah kita kalau bukan Tuhan? Jika kita tidak ingat, itu tidak apa-apa, tetapi kita tetaplah Tuhan.

Jadi peran apapun yang kita pilih, sebagai Tuhan dari segala Tuhan, kita harus menghormatinya. Sebagai Bapak atau Ibu dari segala makhluk, kita harus menghormati keinginan kita sendiri dan pilihan kita untuk hidup dan menyatakan Diri kita yang agung untuk menempuh jalan manapun yang kita inginkan.

Itulah sebabnya mengapa Yesus mengatakan kepada kita bahwa kita sebaiknya tidak menghakimi orang. Karena kita tidak tahu jalan yang telah dipilih makhluk lain untuk dijalani. Mereka melakukan berbagai hal sehingga mereka dapat mengetahui Tuhan dengan cara yang berbeda. Mereka mungkin memilih untuk menjadi seorang yang kelihatannya buruk, seorang yang sangat rendah, atau seorang yang disebut tak bermoral. Tetapi itulah cara mereka mengenal Tuhan. Dengan memilih untuk menjadi bukan-Tuhan, akan tetapi suatu hari orang itu akan tahu bahwa itu bukanlah dirinya. Tetapi mereka harus kembali dan belajar keseluruhannya lagi. Karena jika kita selalu tinggal di Surga dan menjadi Tuhan sepanjang waktu, maka kita tidak akan mengenali diri kita sebagai Tuhan. Jadi kita harus merendahkan diri kita dan turun ke tingkat fisik ini supaya kita dapat sekali lagi mengenali keagungan kita sendiri. Itulah pilihan kita, dan itulah mengapa kita datang ke sini.

Jadi jawaban atas pertanyaan tentang mengapa kita berada di sini adalah: Karena kita ingin mengetahui Tuhan. Ketika kita merasa waktunya telah sampai, itulah saatnya kita memilih untuk mengingat diri kita kembali. Itulah saatnya kita mencari teman rohani, kelompok rohani, atau mungkin Guru Spiritual supaya kita dapat mengingatnya dengan cepat; karena kita telah lupa bagaimana mengingat-Nya dan ke mana mencari-Nya. Jadi beberapa teman yang telah mengingat diri-Nya mungkin dapat menolong kita. Dan setelah itu kita menyadari bahwa kita bukanlah apapun selain Yang Maha Tinggi, yaitu Tuhan. Kita mengenali Yang Maha Tinggi yang menempati tubuh ini.

Tetapi, Ia sebenarnya tidak menempati tubuh ini. Ia yang menampung tubuh kita. Tetapi kembali lagi, istilah rohani bukan merupakan ilmu eksak. Jadi tidak peduli seberapa banyak Guru yang mengatakan kepada kita tentang Tuhan atau seberapa fasih seorang teman rohani berbicara tentang Insan Agung di dalam diri kita, kita tetap tidak dapat mengerti hanya dengan mendengarnya saja. Jadi Guru rohani, pembimbing, atau seorang teman harus menunjukkannya secara praktik, tidak hanya secara teori.

Sebagai contoh, ketika Yesus datang ke planet kita, Dia mengajarkan murid-murid-Nya dua cara: cara teori dan cara praktik. Dan itulah sebabnya, murid-murid langsung-Nya juga dapat melakukan keajaiban, melihat Surga, mendengar Suara Tuhan sebagai Firman Pencipta, melihat Cahaya Surga, naik ke Surga, bahkan dapat melihat para malaikat atau melihat Bapa. Bapa berbicara kepada mereka, seperti Bapa berbicara kepada Musa. Dan para malaikat juga berbicara kepada mereka.

Sama, kita juga dapat melakukan itu. Karena kita seagung murid-murid Yesus, kita juga agung. Kita dan murid-murid Yesus adalah sama, karena Yesus mengatakan kepada kita bahwa kita semua adalah anak Tuhan. Tetapi karena kita telah lupa, adakalanya satu atau dua teman datang untuk mengingatkan kita, tetapi hanya ketika kita siap. Karena jika kita belum siap, maka tak seorangpun yang dapat melakukan apapun bagi kita.

 

 

 

 

Atas

 

Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai