Selama pemerintahan dinasti
Song (Cina di masa lampau), ada seorang pelajar yang bernama Hui Ang
yang berlatih rohani dan sepertinya memiliki kebijaksanaan agung. Pada
suatu kesempatan, dia mengadakan kunjungan kehormatan kepada Kaisar
Song Kang. Kaisar menyambutnya dengan hangat dan tanpa membuang waktu
bertanya kepadanya, ”Saya hanya menyukai orang-orang berani yang
memiliki keahlian perang. Saya tidak suka orang-orang yang
mengkhotbahkan Kebenaran. Apa pendapatmu tentang hal ini?”
Kaisar Song Kang mengatakan
dengan jelas bahwa dia hanya suka menggunakan kekerasan dan sama sekali
tidak memberikan pertimbangan terhadap Kebenaran. Apalagi yang bisa
orang katakan padanya? Masih ada saja orang yang mau mengunjungi
penguasa yang demikian. Orang zaman dahulu lebih sabar. Kalau Saya
pribadi tidak akan pernah mau mengunjungi orang seperti itu. Maukah
kalian? Saya tidak mau! (Guru tertawa.) Saya tidak mempunyai kesabaran.
Namun demikian, kaisar bertanya dengan sopan, “Apa pendapatmu tentang
hal ini?” Kita seharusnya memberikan buku jilid pertama Kunci
Pencerahan Seketika kepadanya. (Gelak tawa)
Lalu Hui Ang berkata, “Saya
mempunyai kekuatan gaib yang istimewa. Dengan kekuatan ini, tidak
masalah seberapa beraninya musuh, pedangnya tidak bisa menembus tubuh
Anda; dan tidak peduli seganas atau sekuat apa pun, dia tidak akan bisa
menyentuh Anda. Apakah Yang Mulia suka kekuatan gaib semacam ini?”
”Wah! Saya suka! Saya suka!
Saya suka kekuatan gaib semacam ini,” jawab kaisar.
Hui Ang lalu menggodanya
lebih lanjut dengan mengatakan, “Walaupun pedang mereka tidak bisa
menembus atau menyentuh Anda, namun demikian hati Anda masih dapat
menderita. Ini masih belum cukup bagus.” (Guru berkomentar:
Pertama-tama Hui Ang mencoba memikat Kaisar dengan kekuatan gaib
rendahan, kemudian menanamkan Kebenaran yang lebih tinggi kepadanya.)
“Saya masih punya kekuatan gaib lain yang akan membuat musuh, betapa
pun beraninya, takut untuk menyerang atau melukai Anda dengan pedangnya
ketika dia melihat Anda. Ini bahkan akan lebih baik! Saya ingin tahu
apakah Yang Mulia akan menyukainya?” Tentu saja, Kaisar sangat
menyukainya.
Hui Ang
melanjutkan,”Walaupun orang-orang tersebut tidak berani melukai Yang
Mulia, itu bukannya berarti mereka tidak ingin melukai Anda. Barangkali
mereka sangat ingin sekali melakukannya, tetapi mereka tidak berani.
Saya masih punya kekuatan gaib lain yang dapat membuat orang-orang
tersebut bahkan kehilangan gagasan untuk melukai atau membunuh Anda.
Apakah Yang Mulia suka kekuatan gaib semacam ini?” Apakah kalian
menyukainya atau tidak? Kalian begitu tenang! (Guru dan semuanya
tertawa.) Saya tidak memiliki kekuatan gaib semacam ini; jangan
mengharapkannya dari Saya. Satu-satunya keahlian Saya adalah Metode
Quan Yin.
Tentu saja sang Kaisar
suka, maka dia berkata, ”Saya menginginkannya! Saya suka! Beritahu saya
lebih banyak lagi! Beritahu saya lebih banyak lagi!”
Lalu Hui Ang berkata, ”Nah,
meskipun orang-orang tersebut tidak ingin melukai atau membunuh Anda,
tetapi tidak berarti mereka menghormati Anda atau bersedia membantu
Anda. Saya punya kekuatan gaib lain yang bisa membuat orang-orang itu
membuang gagasan untuk melukai dan membunuh Anda dan selanjutnya
menghormati Anda dan selalu ingin membantu Anda. Apakah Yang Mulia
menyukainya?”
Wah! Kaisar Song Kang tidak
dapat menahan diri lagi! (Guru dan semuanya tertawa.) Dia hampir tidak
dapat duduk dengan tenang di singgasananya dan ingin turun bersalaman
dengan Hui Ang, “Cepat beritahu saya! Cepat beritahu saya,” katanya.
“Saya punya kekuatan gaib
ini, jika ada orang yang melihat Yang Mulia, maka mereka akan gembira
membantu Anda, menghormati, serta mengagumi Anda dari lubuk hati
mereka. Dengan demikian, Yang Mulia tidak hanya akan sangat kuat, tapi
juga bijaksana dan saleh. Karena itu, saya pikir kekuatan ini adalah
lebih hebat dari semua yang telah saya sebutkan tadi. Bagaimana bisa
Yang Mulia tidak menyukai kekuatan gaib ini?”
Tentu saja, kaisar berkata,
“ Ya! Saya menyukainya! Saya sangat menyukainya!”
Akhirnya, Hui Ang
mengungkapkan, “Yang Mulia, kekuatan gaib ini adalah milik Khong Hu Cu
dan Mo Cu. Ambillah Khong Hu Cu dan Mo Cu sebagai contoh. Meskipun
mereka tidak memerintah negara atau memiliki harta, akan tetapi mereka
sama seperti raja. Orang-orang menghormati mereka. Setiap orang
mengagumi dan menyukai mereka. (Guru menjelaskan: Yang dia maksud
adalah jenis raja yang ada di dalam hati rakyat. Seseorang tidak harus
duduk di atas singgasana dan punya banyak tentara, senjata, atau bom
nuklir untuk menjadi raja. Karena itu, Khong Hu Cu dan Mo Cu menjadi
semacam raja. Itulah maksudnya.) Mereka tidak punya gelar resmi, mereka
tidak punya tentara, namun mereka adalah raja.” Yang dimaksud Hui Ang
adalah “Tuhan”. Ini seperti bagaimana kita menghormati Yesus Kristus
sebagai “Tuhan”. Kalau kita terjemahkan bahasa Sansekerta ke dalam
bahasa Cina, kita akan menghormati Buddha Sakyamuni sebagai “Tuhan
Sakyamuni”. Selama hidupnya, Yesus Kristus dipanggil “Tuhanku” oleh
murid-murid-Nya. Ketika Buddha Sakyamuni masih hidup, murid-murid-Nya
juga memanggil-Nya “Tuhanku Yang Mulia!”, “Tuhanku!”, atau “Guruku!”
Jadi, apa yang dimaksud Hui Ang adalah meskipun Khong Hu Cu dan Mo Cu
tidak memiliki tentara, tetapi mereka adalah raja dan Tuhan.
Lalu Hui Ang melanjutkan,
“Tak ada satu jiwa pun di dunia ini yang dapat menahan hasratnya untuk
tidak berdiri dan memanjangkan lehernya hanya untuk melihat Mereka.
Orang tak pernah lelah untuk memperhatikan Mereka dan bahkan tidak
ingin mengedipkan matanya. Lebih lanjut, tak ada orang di dunia ini
yang setelah melihat Mereka, dapat menahan diri untuk tidak membantu,
mendukung, dan menghormati Mereka. Perasaan ini muncul secara alami
dari hati mereka. Semua orang di dunia ini akan membungkuk dan
menyembah Mereka. Orang-orang sangat mencintai Mereka sehingga akan
melindungi serta melakukan apa pun untuk Mereka, bahkan mati bagi
Mereka.”
Apa yang dimaksud Hui Ang
adalah Khong Hu Cu dan Mo Cu telah memenangkan kekaguman yang
sesungguhnya dari orang-orang tanpa harus duduk di singgasana. Banyak
orang yang duduk di singgasana namun tak seorang pun yang menyukai
mereka! Mereka bahkan dikutuk atau digulingkan oleh revolusi. Karena
itu, saat kalian duduk di singgasana dan menyebut diri sebagai raja,
belum tentu orang akan menyukai kalian. Sebaliknya, Mo Cu dan Khong Hu
Cu, walaupun mereka tidak memiliki sebidang tanah, kekayaan, jabatan,
senjata, atau apa pun; setiap orang mencintai dan mendukung mereka.
Orang-orang rela berdiri dan menjulurkan leher demi melihat mereka
selama mungkin, semakin lama semakin baik. Karena itu, Hui Ang berkata,
“Karena Yang Mulia telah menjadi raja negara ini, jika Anda mempelajari
kekuatan gaib Khong Hu Cu dan Mo Cu, Yang Mulia pasti akan lebih bijak
dan lebih baik dibanding mereka berdua!”