Kasih dalam Tindakan

 

Bangladesh

Allah Mengirim Para Malaikat untuk Menolong Korban Bencana di Bangladesh dengan Berbagai Upaya Bantuan

Oleh Grup Berita Taoyuan, Formosa (Asal dalam bahasa China)

Angin musim yang bertiup di Asia Selatan, serta hujan lebat yang mengguyur setiap hari telah menyebabkan banjir besar di daerah ini, terutama di Bangladesh yang hampir 40% daratannya dilanda oleh aliran air yang sangat deras. Banyak sekali penduduk yang diungsikan dan menunggu datangnya bantuan. Merasakan penderitaan  para korban banjir, Guru kita yang maha pengasih kemudian menginstruksikan rekan-rekan inisiat untuk memberikan bantuan. Begitu menerima wejangan kasih dari Guru pada tanggal 1 Agustus, rekan inisiat dari Formosa dengan cepat membentuk tim bantuan dan terbang ke Dhaka, ibu kota Bangladesh, dan langsung pada hari itu juga menyalurkan bantuan.

Pada tanggal 2 Agustus, rekan-rekan inisiat membagi diri menjadi dua tim kerja. Tim pertama, dengan bantuan penerjemah, memulai pekerjaan mencetak dan menerjemahkan selebaran. Sedangkan tim lainnya dengan cepat menghubungi Lembaga Palang Merah setempat untuk mengetahui lebih banyak tentang situasi bencana. Direktur Wilayah Lembaga Palang Merah mengusulkan agar kami meninjau keadaan di Shibalaya, salah satu daerah yang keadaannya paling parah. Ia mengutus seorang pengawas untuk menemani kami ke Shibalaya. Sekitar pukul 7 sore, kami sampai di Shibalaya dan dengan cepat mengunjugi pejabat setempat, Bapak Sone Mamkhah, untuk mengetahui kebutuhan korban yang paling mendesak.
The Daily Ittefaq berkali-kali melaporkan upaya bantuan kami di Bangladesh: (Di atas) Anggota Tim Bantuan dari Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai mendistribusikan barang-barang bantuan dan obat-obatan kepada para korban yang sangat miskin. (Di bawah) Bapak Dulal Krishna Saha, pejabat pemerintah Sirajganj menerima barang-barang bantuan dari para anggota asosiasi 
(Bottom) Mr. Dulal Krishna Saha, pemerintah daerah Sirajganj menerima bantuan dari anggota Asosiasi

Pagi hari tanggal 3 Agustus, rekan-rekan inisiat pergi ke supermarket untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan. Penerjemah kami mengatakan bahwa kakak iparnya menawarkan diri untuk membantu membeli semua barang-barang yang dibutuhkan dan sekaligus memilah-milah serta mengepak barang-barang tersebut untuk dibagi-bagikan. Bahkan seorang wartawan dari harian The Daily Ittefaq, Bapak Mannan Chowdhury, yang datang mewanwancari kami, ikut membantu melakukan negosiasi harga dan memutuskan  harga maupun kualitas barang yang akan dibeli. Jadi pada hari itu kami menentukan barang yang akan dibeli, tetapi membeli dan mengepaknya di keesokan harinya. Orang-orang setempat memperkirakan bahwa pekerjaan itu hanya bisa diselesaikan dalam waktu satu minggu, akan tetapi ternyata kami mampu menyelesaikannya hanya dalam satu hari saja. Pada tanggal 4 Agustus, kami segera memilah-milah dan mengepak semua barang bantuan untuk keperluan 800 keluarga. Selain itu, kami juga membeli beberapa barang kebutuhan medis, manisan, biskuit, serta mainan anak-anak untuk keperluan rumah sakit dan anak-anak. Pada tanggal 4 Agustus itu juga, Bapak Mannan Chowdhury, wartawan The Daily Ittefaq, dengan senang hati menerima tawaran wawancara kami dan berterima kasih kepada Guru atas bantuan-Nya dalam membantu para korban bencana yang dialami oleh saudara-saudara di negaranya.

Pada pagi hari tanggal 5 Agustus, kami membagi barang bantuan yang berjumlah 800 kantong itu menjadi dua bagian, yang 500 kantong dan separuh dari peralatan medis kami serahkan sendiri langsung ke Shibalaya. Sedangkan sisanya kami serahkan kepada Lembaga Palang Merah, dan memohon agar mereka menyerahkan ke daerah-daerah terpencil yang tidak bisa kami kunjungi.  

Disertai oleh pejabat dan polisi setempat, kami berangkat untuk mendistribusikan barang-barang bantuan ke lima lokasi yang terkena bencana di Shibalaya. Di lokasi ketiga, para korban sudah menunggu kami, mereka membentuk antrian yang teratur di genangan air sambil memegang kupon resmi. Belakangan kami baru mengetahui bahwa pejabat setempat bertidak sangat efisien begitu mengetahui bahwa kami akan mendistribusikan barang-barang bantuan, dan mereka dengan segera membuat buku catatan dan mengeluarkan kupon resmi kepada setiap keluarga yang berhak, dan itulah sebabnya mengapa pendistribusian barang dapat berjalan dengan lancar. Kami sangat tersentuh dan sangat menghormati para pejabat ini. Di lokasi kelima, ketika para korban membuka kantong barang-barang bantuan, seorang koban wanita dengan berlinang air mata berkata kepada kami bahwa selama hidupnya dia tidak pernah memiliki beras sebaik beras bantuan ini. Kami pun sangat terharu saat mendengar kata-kata ini.

Ketika Mr. Shafiul Alam dari Lembaga Palang Merah menerima dan menghitung 300 kantong barang-barang bantuan, ia berterima kasih kepada Guru dan berkata bahwa barang-barang ini adalah barang yang sangat dibutuhkan oleh para korban saat ini. Kami juga harus berterima kasih kepada Bapak Lukky, seorang staff pelayanan hotel tempat kami menginap, karena telah membantu kami memperlancar penyerahan barang-barang bantuan kepada Lembaga Palang Merah. Meskipun ia telah bersusah-payah membantu kami, tetapi ia menolak dengan halus saat diberi imbalan dalam bentuk apapun juga. Sebaliknya, dengan rendah hati ia berkata, “Saya hanya melayani Anda sesuai dengan kemampuan saya!” Pada saat-saat yang kritis itu, sikap mulia dari Bapak Lukky betul-betul sangat menyentuh kami. 

Pada pagi hari tanggal 6 Agustus, kami berangkat menuju daerah Sirajganj yang terkena dampak sangat parah untuk menyalurkan bantuan gelombang berikutnya. Yang sangat mengembirakan adalah munculnya berita upaya bantuan kami yang dimuat secara menyolok pada halaman depan harian The Daily Ittefaq, sehingga menarik perhatian publik akan kebutuhan para korban.

Sumbangan peralatan medis ke rumah sakit
Surat Penghargaan dari korban banjir di Sirajganj
.
Tanda terima barang bantuan yang diserahkan kepada Palang Merah 

 

Tim bantuan kedua dari Formosa dan penerjemah baru tiba pada tanggal 7 Agustus. Kami juga kembali membagi diri menjadi dua kelompok untuk bekerja secara terpisah. Satu kelompok menuju Sirajganj untuk bertemu pejabat setempat, Bapak Dulal Krishna Saha, untuk meninjau daerah yang terkena bencana. Kelompok lainnya bertugas untuk membeli, memilih, mengepak, dan memuat kebutuhan barang-barang bantuan, yang dapat diselesaikan pada keesokan harinya. Pada tanggal 9 Agustus, kami berangkat dengan kendaraan menuju dua lokasi yang tertimpa bencana, dan mendistribusikan 600 bungkus barang bantuan kepada korban banjir dengan lancar.

Kami sangat berterima kasih kepada semua “para suci hidup” yang kami jumpai selama  perjalanan penyaluran bantuan ini. Mereka semua adalah malaikat-malaikat yang dikirim oleh Allah. Terima kasih atas semua bantuannya, sehingga kami dapat melaksanakan tugas dengan baik demi meringankan beban para korban serta memenuhi kebutuhan korban yang sangat mendesak. Setelah kami menyelesaikan pendistribusian barang-barang bantuan gelombang pertama, Bapak Sone Mamkhah menyatakan kekagumannya kepada Guru yang mampu mengirim tim bantuan ke tempat bencana sebelum ada kelompok lain atau bahkan para militer datang memberikan bantuan, serta kemampuan kelompok kami yang telah berhasil melakukan pembelian dan pendistribusian barang-barang bantuan dengan cepat. Ia sangat berterima kasih sepenuh hati kepada Guru. Saat mendengar pidato penghargaannya atas nama korban banjir di Shibalaya, kami merasa sangat gembira dan lega, karena Guru memang sangat peduli terhadap pemberian bantuan yang tepat waktu kepada korban bencana. Ketika mendistribusikan barang-barang bantuan gelombang kedua, kami sangat bergembira setelah mengetahui ada beberapa kelompok lain yang juga ikut melaksanakan pekerjaan yang sama. Karena situasi di daerah yang tertimpa bencana sangat mengkhawatirkan dan barang-barang bantuan sangat langka. Jadi jika ada semakin banyak kelompok yang ikut serta dalam upaya bantuan, maka penderitaan korban akan berkurang dengan lebih cepat. Kami berdoa dengan tulus semoga pemulihan para korban dari situasi yang sulit ini dapat dilakukan dengan cepat, sehingga mereka bisa kembali menikmati kedamaian dan kebahagiaan hidupnya sebagaimana sedia kala.

 


Pengeluaran Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai atas
Upaya Bantuan yang Diberikan kepada Para Korban Banjir di Bangladesh

                                                Mata uang: Bangladesh taka (BDT)

 

Uraian

Jumlah (BDT)

Lampiran

Obat-obatan (penghilang rasa sakit, obat flu, pil untuk lambung)

129.000

A

Mainan untuk anak-anak

18.000

B

* Makanan (beras, miju-miju, gandum gulung, kue, susu bubuk, gula merah)

* Peralatan lainnya (tablet untuk membersihkan air minum, obat diare, pakaian luar wanita, celana dalam laki-laki, korek api)

* Biaya sewa truk

2.425.950

C1-C6

Biaya Transportasi untuk menginvestigasi daerah bencana

11.500

D1-D2

Biaya Transportasi untuk mengangkut barang-barang bantuan

12.000

E1-E2

Biaya penerjemah

121.800

F1-F4

Biaya mencetak poster

35.500

G

Total

(BDT) 2.753.750

(US$40.318,45)