Kasih dalam Tindakan

 

China

Upaya membantu Korban Bencana dan Menyampaikan Kasih Guru yang Tak Terbatas

 

Laporan Gabungan oleh rekan inisiat di China (Asal dalam bahasa China))

Pendahuluan: Pada permulaan musim panas ini, telah terjadi serentetan bencana alam di beberapa daerah di China.

Shanxi, Henan, Hubei, Guizhou, Guangdong, dan Anhui  adalah Provinsi yang tertimpa hujan lebat dan banjir besar. Shandong dan Jilin dihantam oleh angin tornado aneh; Jiangxi dan Mongolia Dalam menderita kekeringan. Begitu mendengar bencana ini, rekan-rekan inisiat dari berbagai daerah di China ramai-ramai pergi ke daerah yang tertimpa bencana untuk memberikan bantuan dan menyampaikan Kasih Guru kepada korban. Ketika membantu korban bencana, para rekan inisiat juga berharap agar masyarakat umum berpikir dengan  mendalam mengenai krisis perubahan cuaca dan peningkatan bencana alam ini. Kini saatnya untuk menunjukkan tekad dan usaha keras kita demi mengubah gaya hidup guna memecahkan berbagai persoalan secara tuntas.

Shanxi

Begitu menerima instruksi Guru untuk memberikan bantuan, pada awal Agustus rekan-rekan inisiat dari Shanxi pergi ke daerah yang tertimpa banjir di wilayah Xia, yang disambut hangat oleh para pejabat pemerintah serta menugaskan beberapa wakilnya untuk membantu kegiatan kami.

Dengan bantuan para pejabat pemerintah dan manajer sebuah supermarket, kami membeli perbekalan darurat seperti tepung, beras, minyak goreng, bakmi kering, sayur-sayuran, kue-kue, susu bubuk, gula, dan garam. Mengetahui bahwa kami adalah  sebuah organisasi sosial setempat, maka manajer supermarket bermurah hati dengan menjual barang-barangnya sesuai dengan harga pokok dan memberikan beberapa barang lainnya secara gratis kepada kami. Karena pada hari itu jalan ditutup, maka pejabat Pemerintah Wilayah mengizinkan kami untuk menyerahkan barang-barang bantuan itu ke daerah yang tertimpa bencana pada keesokan harinya. Jadi pada hari itu kami hanya mengepak dan membawa sendiri beberapa barang-barang yang ringan seperti gulungan donat, kue-kue, dan gula berbentuk kubus ke lokasi bencana. Setelah dua jam perjalanan dengan mobil, kondisi jalan yang dilalui rusak berat sehingga kami harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki serta melewati jalan kecil di pegunungan untuk mencapai lokasi bencana. Pada saat menerima barang-barang bantuan, beberapa korban bencana ada yang menangis karena emosi, ada yang memegang tangan kami erat-erat sambil mengucapkan terima kasih, dan ada pula yang mengucapkan terima kasihnya berkali-kali kepada Tuhan.


Henan

Setelah memberikan bantuan pada akhir bulan Juli kepada korban bencana di Wilayah Huaibin, Xinyang City (lebih terperinci silahkan merujuk pada laporan Berita #188), rekan-rekan inisiat mendengar bahwa hujan lebat yang datang seratus tahun sekali itu telah memicu terjadinya banjir di daerah pegunungan Wilayah Lushi, Kota Sanmenxia. Kami kemudian segera pergi menuju  Kantor Biro Bantuan Bencana Urusan Kependudukan untuk mengetahui lebih banyak situasi dan kebutuhan utama korban. Pada hari itu juga kami membeli semua barang-barang bantuan, di antaranya minyak goreng, deterjen, sabun, lilin, korek api, garam, kecap, dan cuka. Pagi hari keesokan harinya, kami membagi diri menjadi dua kelompok dan berangkat untuk mendistribusikan barang bantuan di dua lokasi yang tertimpa bencana.

Para rekan inisiat merasakan udara  pegunungan di malam hari sangat dingin, sehingga kami dengan cepat menelepon dan meminta inisiat lainnya untuk membeli beberapa selimut kapas. Esok harinya, kami menyewa dua truk dan mengendarainya sepanjang malam untuk menyerahkan selimut tersebut ke lokasi yang tertimpa bencana. Para korban tidak menyangka bahwa kami akan mengunjunginya lagi dalam waktu yang begitu cepat, terutama untuk membawakan selimut yang sangat mereka butuhkan. Mereka sangat bergembira, dan dengan nada emosi Walikota setempat berkata: “Anda telah membawakan mereka selimut tepat pada waktunya! Betul-betul tepat pada waktunya!”


 

Hubei

Bantuan untuk Korban Banjir  

Pada tanggal 28 Juli, Kabupaten Yunxi di Propinsi Hubei dilanda hujan deras dan banjir yang merusak banyak rumah dan lahan. Ketika rekan-rekan inisiat bergegas ke tempat yang terkena dampak, mereka sedih saat menemukan ada banyak korban yang bernaung di bawah terowongan jalan raya. Kami kemudian menempuh perjalanan sepanjang malam untuk membeli kebutuhan darurat yang sangat diperlukan para korban. Dalam perjalanan tersebut, kami takjub saat melihat awan emas yang indah mengapung di atas mobil kami, seolah-olah tubuh jelmaan Guru sedang menemani kami. Semua rekan inisiat merasa sangat senang dan merasakan secara mendalam berkah kasih Guru yang ada di mana-mana.

Ketika kami kembali ke terowongan dimana para korban mengungsi, kami senang saat mendengar bahwa mereka telah mendapatkan tempat tinggal di rumah-rumah warga desa yang tidak terkena dampak bencana. Para korban sangat senang dan berterima kasih saat melihat bantuan persediaan yang kami bawa. 

Tempat yang terkena dampak berat lainnya yaitu Kotapraja Tutai di Danjiangkou, dimana ada banyak rumah kumuh yang terkena tanah longsor yang hebat. Pemerintah lokal telah membuat pengaturan untuk beberapa korban, namun masih ada 97 rumah tangga yang memerlukan bantuan. Oleh sebab itu, kami mempercayakan pemberian bantuan untuk 97 rumah tangga ini kepada Biro Urusan Kependudukan untuk membagikannya.

Bantuan untuk Korban Badai Salju

Pada tanggal 30 Juli, rekan-rekan inisiat membaca di surat kabar bahwa suatu desa di Kabupaten Yangxin dilanda badai salju. Seorang rekan inisiat dengan segera pergi ke daerah yang terkena dampak untuk melihat situasi. Pada tanggal 1 Agustus, kelompok rekan inisiat tiba di Kabupaten Yangxin untuk memberikan bantuan dana dan persediaan darurat kepada para korban yang telah kehilangan rumah mereka. Para korban sangat bersyukur dan berterima kasih kepada kami berulang kali.

Menyebarkan Bantuan kepada Para Korban Tanah Longsor

Kota Yichang di Kabupaten Zigui hancur oleh tanah dan lumpur longsor. Setelah berbicara dengan Biro Urusan Kependudukan Kabupaten, kami memutuskan untuk memulai operasi bantuan kerja sama. Pada awal Agustus, kami mempersiapkan bahan-bahan bantuan seperti beras, minyak, garam, selimut tidur, sepatu, handuk, serta dengan cepat menyalurkannya ke daerah-daerah yang terkena dampak. Selama proses penyaluran tersebut, kami gembira saat menemukan bahwa para korban telah mendapatkan tempat tinggal.


Guizhou

Ketika mengetahui tentang bencana banjir di Guizhou, rekan-rekn inisiat pergi secara berkelompok untuk mengirimkan bantuan ke Kota Duyun, Kota Zhunyi, Kota Renhuai, Kabupaten Xifeng, dan Kabupaten Dafang. Di Kota Duyun, kami membagikan beras, mie, dan bahan-bahan lainnya kepada 59 rumah tangga yang dilanda bencana yang parah dan tiga warga lanjut usia yang tidak dapat bekerja lagi. 

Di Kota Zhunyi, kami membagikan selimut tebal, beras, dan minyak kepada para korban, dan bantuan uang tunai kepada keluarga yang terkena dampak serius. Pemerintah setempat gembira saat melihat kami membantu para korban bencana dengan sepenuh hati dan jiwa, sebab sedikit kelompok amal atau individu yang bertindak seperti kami yang tidak mempublikasikan apapun, bekerja tanpa nama, dan selalu memberikan bahan bantuan berkualitas yang paling dibutuhkan dan mendesak kepada para korban.  

Situasi di Kota Renhuai suram. Untungnya, dengan bantuan Biro Urusan Kependudukan, para korban bencana telah mendapatkan tempat tinggal. Hal selanjutnya adalah membangun kembali rumah mereka, dan oleh sebab itu kami menyumbangkan bantuan keuangan kepada para korban, dengan harapan bahwa mereka dapat membangun kembali rumah mereka dengan segera.  

Di Kabupaten Xifeng, kami mengatur tiga titik penyaluran dan menyediakan bantuan uang tunai, beras, dan minyak sayur kepada 511 rumah tangga yang terkena dampak. 

Para korban di Kabupaten Dafang mengalami bencana yang sama –- rumah-rumah roboh dan hasil pertanian hilang dalam banjir. Pemerintah lokal cemas apabila para korban tidak ditempatkan kembali ke tempat yang lebih aman, dan keadaannya akan menjadi lebih buruk jika bencana selanjutnya melanda. Setelah menyadari situasi tersebut, kami kemudian membagikan bantuan dana kepada para korban pada hari berikutnya untuk membantu mereka melalui masa-masa sulit ini.


Guangdong

Akibat terkena dampak angin puting beliung Pabuk pada tanggal 11 Agustus, banjir bandang terjadi di Kota Leizhou dan daerah Suixi di Kota Zhanjiang Propinsi Guangdong. Rekan-rekan inisiat membeli beras, air mineral, biskuit, mie, tikar, handuk, dan bantuan perlengkapan lainnya, kemudian bergegas ke berbagai daerah yang terkena dampak untuk mengirimkan bantuan. Ketika sedang membagikan bantuan, kami bertanya kepada para korban tentang situasi terakhir, serta apa yang paling mereka perlukan dengan harapan untuk menemukan apakah ada sesuatu yang terlewatkan dan untuk melengkapi operasi bantuan pemerintah.

Tempat perhentian terakhir kami adalah sebuah desa yang hancur di Kota Leizhou. Beberapa rumah telah hanyut seluruhnya. Tanah pertanian telah terukir menjadi jurang yang dalam oleh banjir yang amat deras. Warga desa berada dalam kesulitan yang besar. Kami membeli beras, minyak goreng, dan selimut untuk mereka. Namun, karena satu-satunya jembatan penghubung ke desa tersebut telah rusak, maka kepala desa meminta warga desanya untuk menyeberang melalui air untuk menerimanya.


   Anhui

Tahun ini, Propinsi Anhui terkena dampak banjir yang serius dengan meluapnya Sungai Huai yang menghancurkan daerah lembah sungai. Orang-orang yang kehilangan rumah mereka tak terhitung jumlahnya. Mengikuti instruksi Guru yang penuh kasih, rekan-rekan inisiat memulai dua operasi bantuan (silakan mengacu pada laporan dalam Majalah #187 dan #188). Untuk menyebarluaskan kasih dan perhatian Guru terhadap lebih banyak korban, rekan-rekan inisiat mengabaikan kelelahan mereka dari beberapa hari bekerja tanpa henti dan melanjutkan membeli persediaan bantuan dalam jumlah yang besar. Dengan menantang matahari yang sangat panas, mereka memulai usaha bantuan yang ketiga. 

Pada awal bulan Agustus, selama operasi yang keempat, banyak kejadian menggugah hati yang terjadi. Ketika kami sedang mencoba menyewa kendaraan untuk mengirimkan 2.100 kg beras, 1.300 kg minyak kedelai, serta persediaan darurat lainnya kepada para korban bencana, beberapa warga desa memberitahu kami bahwa mereka benar-benar tersentuh oleh kebaikan kasih kami, dan menawari kami untuk menggunakan tiga traktor dan sebuah truk secara gratis. Ketika kami masih berada beberapa ratus meter dari desa tersebut, kami melihat tanda selamat datang tertulis di atas kertas merah di mana-mana: “Bantuan tepat waktu di masa yang sulit telah menghangatkan hati kami!”  Warga desa datang dari jarak jauh dan membunyikan petasan untuk menyambut kami. 

Warga desa dengan penuh hasrat membantu kami menurunkan bahan-bahan bantuan, dan kemudian secara teratur menerima bagian mereka. Setiap orang dari mereka berterima kasih kepada kami berulang kali. Beberapa orang menawari kami air sumur dan handuk bersih untuk membasuh keringat. Mereka bahkan pergi ke suatu tempat yang jauh untuk membelikan kami minuman yang mahal. Yang lebih menyentuh hati adalah para wanita yang berdiri dalam diam di belakang rekan-rekan inisiat dan mengipasi kami untuk menghalau panas. Mereka juga membunyikan petasan untuk mengantar kami. Kami melihat bahwa semua warga desa berhati murni, tulus, sopan, dan tertib, semuanya menunjukkan bahwa mereka adalah makhluk-makhluk yang mulia dan agung. 

Operasi bantuan yang kelima dilaksanakan di suatu kota kecil di Kabupaten Shou. Dengan bantuan pejabat dan warga desa setempat, 5.000 kg beras, 1.600 kg minyak kedelai, dan 3.500 bungkus umbi dibeli. Pada saat itu, hujan deras turun. Seorang kepala desa muda berkata dengan emosi: “Ini bukanlah curah hujan! Ini adalah air mata Tuhan. Meskipun menempuh perjalanan jauh, kalian datang mengunjungi kami, membawa banyak bantuan. Tuhan pastilah tersentuh dan mengirim kalian kepada kami.” Kasih adalah bahasa tertinggi di alam semesta. Ketika kasih di hati rekan-rekan inisiat dan warga desa terjalin, maka kekuatan kasih itu akan berlipat ganda.


Shandong

Pada awal Agustus, beberapa kotapraja di daerah Linyi dilanda angin kencang yang menyebabkan kerugian besar dalam bidang ekonomi terhadap desa tersebut. Rekan-rekan inisiat berkendara dalam hujan menuju daerah yang terkena dampak. Dengan seorang akuntan desa yang antusias sebagai penunjuk jalan, kami mengunjungi warga desa yang berada dalam kesulitan keuangan, menyebarkan kasih dan perhatian Guru kepada mereka, dan memberi dana bantuan kepada mereka. 

Seperti yang dianjurkan oleh warga desa, kelompok lain dari rekan inisiat mengunjungi tiga rumah tangga miskin di daerah Linyi yang terkena dampak. Anggota keluarga ini adalah orang-orang lanjut usia yang sakit kronis yang memerlukan perawatan dan perhatian. Di samping memberikan mereka beberapa bantuan uang tunai, kami juga secara diam-diam berdoa untuk mereka.


Jilin

Pada tanggal 8 Agustus, Kabupaten Yihong Manchu Autonomous di Propinsi Jilin tiba-tiba dilanda angin topan. Mendengar berita ini, rekan-rekan inisiat dengan segera pergi ke sana dengan kasih dan berkah Guru dan mengunjungi masing-masing keluarga. Di sana mereka menemukan bahwa bahan-bahan bangunan paling diperlukan. Hanya dalam dua hari, rekan-rekan inisiat mengusahakan untuk mengirimkan bahan-bahan bangunan untuk 156 rumah tangga. 

Kepada keluarga yang terkena bencana hebat yang kekurangan tenaga dan uang, kami memberikan bantuan uang tunai ekstra. Kami juga menyalurkan berkotak-kotak pakaian kepada para korban. Warga desa benar-benar tersentuh karena kami memperhatikan setiap keluarga yang terkena dampak hebat bencana di setiap desa.


Jiangxi

Musim panas ini, Propinsi Jiangxi menghadapi kekeringan yang paling serius dalam setengah abad ini. Lebih dari satu juta orang tidak mempunyai air minum. Sebuah bus penuh ditumpangi oleh kasih Guru dan rekan-rekan inisiat tiba di Kota Ganzhou setelah perjalanan selama enam jam. Ketika kami membagikan susu, air minum, dan obat-obatan pencegah sengatan panas kepada warga desa, mereka semua merespon dengan senyum yang bersinar. 

Hal tersebut pastilah karena berkah Guru. Selama usaha bantuan tersebut, ke manapun bus kami pergi, hujan deras selalu mengikuti, mengairi tanah kering yang tidak mendapat hujan untuk waktu yang lama ini.


Mongoli Dalam

Tahun ini, kekeringan parah melanda bagian timur laut Zhaludeqi, Kota Tongliao di Mongolia Dalam. Hasil panen hilang, dan beberapa keluarga yang menghadapi kelaparan harus hidup dengan berhutang makanan. Rekan-rekan inisiat pergi ke daerah yang terkena dampak paling berat dan membagikan beras, tepung, minyak sayur, sayuran segar, pakaian, dan bahan-bahan bantuan lain kepada keluarga yang paling membutuhkan. Penduduk setempat sangat tersentuh. Seorang wanita petani berkata kepada kami dengan linangan air mata: “Masihkah ada orang yang sebaik ini di dunia?”